BREAKING NEWS

Category 5

Category 6

  • #Material #Cinema4D 82 Vray Library

  • #Material #Cinema4D #Shaderpack Vol 1

  • #MaterialCinema4D : 5 Premade grass materials

  • #MaterialCinema4D : architecture material pack

  • #MaterialCinema4D : Sharky Material Pack V1

  • Magazine 3D Art & Design Vol. N 1

  • Category 7

    Thursday, January 22, 2015

    #Artikel Seni: Biografi Agus Djaya dan Beberapa Lukisan Karyanya



    Nama         : Raden Agoes Djajasoeminta
    Lahir          :Pandeglang, Banten, 1 April 1913
    Wafat         : Bogor, Jawa Barat, 24 April 1994
    Pendidikan :
    • ·         HIS (1926),
    • ·         MULO (1930),
    • ·         MLS (Sekolah Menengah Pertanian, tidak tamat),
    • ·         HIK (1934),
    • ·         Akademi Seni Rupa Amsterdam Belanda

    Aktifitas Lain :
    • ·         Pendiri dan Ketua Persagi, (193t-1942),
    • ·         Kepala Sekolah,
    • ·         Ketua Pusat Kebudayaan Bagian Senirupa (1942-1945)


    Pelopor pelukis dari tiga zaman ini dilahirkan  di Pandeglang, Banten, 1 April 1913.  Di zaman pendudukan Jepang, ia direkomendasikan oleh Bung Karno untuk menjadi Ketua Pusat Kebudayaan Bagian Senirupa (1942-1945). Pada zaman  revolusi kemerdekaan ia katif sebagai Kolonel Intel dan F.P (Persiapan Lapangan). Namun setelah kemerdekaan ia kembali aktif ke dunia senirupa.
    Ada suasana magis terpancar dari warna biru dan merah Agus Djaya. Sosok-sosok penari yang tampil dalam lukisannya merupakan penampilan suasana ritual dari masyarakat yang maísih sangat dekat dengan alam. Warna biru dan merahnya seperti sudah menemukan karakter tersendiri, sehingga merupakan idiom yang khas dari Agus. Dunia pewayangan rupanya amat menarik hati pelukis kelahiran Pandeglang, Banten ini. Dalam kanvas-kanvasnya, apabila Agus mengerjakan obyek wayang, terasa ada kekayaan.
    Kadang-kadang sambil bergurau, Agus menertawakan dirinya yang bekerja seni untuk seni, dengan mengorbankan karir sebagai calon jenderal. April 1976 ia berpameran tunggal di TIM, Jakarta. Yang pertama kali setelah absen berpameran tunggal selama 40 tahun. Lebih dari 70 buah lukisan dipajangnya. Tampak percobaan untuk beranjak dari seni-sosok menuju lukisan-lukisan yang sifatnya abstrak, atau semi-abstrak. Ia mencita-citakan lahirnya corak seni-lukis Indonesia yang khas. Bukan perbedaan-perbedaan bentuk, katanya, akan tetapi sari. Tetapi lebih penting dari itu adalah corak pribadi, tutor mantan tentara dengan 11 tanda jasa ini, ia lalu menyebut nama Affandi sebagai yang sudah punya corak kepribadian.
     Sering berpameran baik itu di dalam maupun di luar negeri, didalam negeri seperti di Taman Ismail Marzuki, Balai Budaya, Museum Pusat, Mitra Budaya, Lembaga Indonesia (LIA), Oet’s fine art gallery, dll. Sedangkan pamerannya di luar negeri seperti di Stedelijk Museum Amsterdam, Galerie Barbison Paris, Grand Prix des Beaux Art Monaco, Biennale Sao Paolo Brazil, International Art Gallery Sydney dll. Ia berharap generasi muda Indonesia mampu memenuhi museum-museum yang penuh dengan koleksi senilukis sebagai ciri dari mutu seni budayanya sendiri.

    Berikut beberapa lukisan karya Agus Djaya:


    Agus Djaya
    Traditional Dance Performance, 1984

    Agus DjayaTarung, 1971


    Agus Djaya

    Tari Bali, 1976


    Agus Djaya
    Persembahan

    Agus Djaya
    Wiwaha, 1965

    Agus Djaya
    Wanita, 1971

    Agus Djaya
    Melasti, 1971

    Agus Djaya
    Medicijnman, 1971

    Agus Djaya
    Krishna & Radha, 1948

    Agus Djaya
    Dogs in Full Moon, 1976

    Agus Djaya
    Dewi

    Agus Djaya
    Dancers, 1953

    Agus Djaya
    Balinese girl, 1962

    Agus Djaya
    Sesajen

    Agus Djaya
    Man playing flute, 1942


    Agus Djaya
    Dancer, 1958–1959


    Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Agus_Djaya

    Post a Comment

     
    Copyright © 2013 - zirakarisma.blogspot.com Artikel Seni
    Powered byBlogger