Mengukur
cahaya, atau lebih lengkapnya mengukur intensitas cahaya, adalah sesuatu yang
penting dalam fotografi karena cahaya menjadi syarat terbentuknya sebuah foto,
tak peduli apakah cahaya itu sangat redup (misal api lilin) atau sangat kuat
(seperti matahari atau lampu studio). Tapi kalau tidak ada cahaya, maka foto
yang kita dapat hanya akan hitam total saja. Proses mengukur cahaya tentunya
dilakukan sebelum memotret, supaya kita (atau kamera) tahu seberapa kuat cahaya
yang ada, dan berapa setting eksposur yang sebaiknya dipakai.
Di
jaman serba otomatis ini, kamera pun melakukan pengukuran cahaya secara
otomatis juga. Misalnya di mode auto, saat kita bidik suatu subyek maka kamera
sudah ‘tahu’ berapa ISO, bukaan dan shutter yang tepat supaya fotonya pas,
tidak terlalu terang atau tidak terlalu gelap. Apa rahasianya?
Jawabannya
adalah kamera melakukan proses metering, atau mengukur cahaya. Dengan
mengandalkan kemampuan metering di dalam kamera, kita bisa memotret apa saja
dengan tenang, karena kita percaya kamera kita bisa dengan tepat mengukur dan
mencarikan setting eksposur supaya hasil fotonya pas.
Tapi
tunggu dulu, apa betul hasil metering kamera selalu akurat? Apa foto yang kita
buat dengan mode Auto selalu memberi hasil eksposur yang pas? Jawabannya adalah
: tidak selalu. Karena memang tidak ada yang namanya standar untuk
menilai eksposur yang pas itu, tiap orang bisa berbeda pendapat. Tapi bagi
kamera (yang bisa kita anggap sebagai alat yang diprogram untuk mengukur dan
menghitung), yang jadi acuan standar eksposur yang pas itu harus ada.
Dalam
hal ini kamera mengacu pada sebuah titik acuan tengah yang kemudian diberi kode
Ev 0 (inilah posisi eksposur yang pas), dimana kalau Ev – (minus) itu artinya
under (terlalu gelap) dan Ev + (plus) artinya over (terlalu terang). Dengan
perhitungan yang didasarkan acuan Ev 0 semestinya kamera akan selalu sukses
dalam memberi hasil foto yang pas. Tapi pada kenyataannya kadang kala hasilnya
bisa meleset, foto yang kita dapat terasa kurang terang atau justru terlalu
terang (maka itulah di kamera disediakan fitur kompensasi eksposur, yang bisa
kita pakai kalau dirasa perlu untuk membuat foto lebih terang atau lebih gelap
sesuai keinginan kita).
Penyebaran tonal dari gelap hingga terang
Nah
kita akan bahas kenapa kamera bisa kadang salah dalam memberi hasil eksposur
yang pas. Cara kamera melakukan metering adalah dengan mengukur cahaya yang
masuk melalui lensa. Cahaya yang diukur oleh kamera adalah cahaya yang
dipantulkan oleh subyek, disebut reflected light. Masalahnya cara ini punya
potensi untuk meleset, khususnya kalau subyek yang difoto memiliki sifat
menyerap cahaya atau memantulkan cahaya.
Sesuatu
yang berwarna hitam cenderung bersifat menyerap cahaya, sedangkan yang putih
sangat memantulkan cahaya, sehingga kamera akan salah mengukur kalau berhadapan
dengan subyek yang dominan putih atau hitam. Sebaliknya kamera akan mengukur
dengan sangat tepat bila bertemu dengan subyek bernuansa abu-abu (middle gray).
Perbedaan cahaya pantulan dengan cahaya langsung
Lalu
bagaimana cara untuk mengukur cahaya dengan akurat? Selagi memungkinkan,
gunakan alat ukur cahaya khusus, bukan melalui metering kamera. Alat yang
dinamakan light meter (atau disebut juga flash meter) ini mengukur cahaya yang
sifatnya incident light, bukan reflected light.
Alat
ini bisa kita set misalnya kita pilih ISO dan shutter speed, lalu alat ini akan
mengukur cahaya lingkungan dan menampilkan angka F number (bukaan lensa). Pada
kamera gunakanlah mode Manual, dan pilih shutter, ISO dan bukaan yang sama
dengan yang dihitung alat light meter tadi. Tipsnya, ukurlah cahaya yang berada
di dekat subyek yang akan kita foto supaya hasil perhitungannya lebih akurat.
Light-meter dan posisi pemakaian
Jadi
yang perlu kita ingat adalah, cara pengukuran cahaya di kamera memang praktis
dan cepat, juga cukup bisa diandalkan kecuali saat-saat subyeknya dominan hitam
atau putih. Tapi untuk hasil pengukuran cahaya paling akurat, memang perlu
tambahan proses dan biaya. Dengan alat light meter eksternal, kita bisa
mengetahui berapa setting kamera yang harus diatur supaya didapat nilai
eksposur paling tepat, tanpa dipengaruhi oleh sifat dan warna subyek yang
difoto.
Sumber:http://www.infofotografi.com/blog/2015/01/setting-exposure-lightmeter/
Sumber:http://www.infofotografi.com/blog/2015/01/setting-exposure-lightmeter/
Post a Comment